*Gambar : Nama Allah pada gunung
Ayuh marilah kita kenali akan Pencipta kita, Allah SWT dengan lebih dekat lagi.
Allah Al-Khaliq (Maha Pencipta)
Allah SWT menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan qudratNya, tetapi Allah SWT memperlihatkan kepada kita seolah-olah makhluk yang membuatnya. Padahal Allah SWT menciptakan alam semesta dan seluruh isinya ini hanya dengan mengatakan "kun" (jadilah) "fayakun" (maka jadi apa yang dikehendakkiNya), tanpa ada bantuan sedikit pun dari makhlukNya. Makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT sekitar 18,000 jenis, sedangkan makhluk yang bernama manusia saat ini berjumlah lebih kurang 6,784,370,550 +/- (http://www.worldometers.info/) dan angka tersebut berubah-ubah setiap saat. Tetapi jika dibandingkan dengan jenis burung, maka jenis burung dua kali lebih banyak jumlahnya daripada manusia, sedangkan jumlah manusia dan jumlah jenis burung dibandingkan dengan jumlah jenis ikan, maka masih lebih banyak jumlah jenis ikan.
Allah SWT menciptakan ruang, dimensi dan waktu. Namun Allah SWT tidak boleh diukur dengan ruang, dimensi dan waktu. Allah SWT mampu membuat satu hari di akhirat bersamaan dengan seribu tahun di dunia. Allah SWT mampu membuat ribuan tahun di alam kubur tapi bagi orang yang beriman waktu itu hanya sesingkat seperti tidurnya seorang pengantin. Allah SWT Maha Tinggi tapi tidak boleh diukur dengan ketinggian, Maha Besar tapi tidak boleh diukur dengan panjang kali lebar. Allah SWT tidak boleh diukur dengan isipadu. Langit dan bumi tidak mampu menampung Zat Allah SWT, jika DIA menampakkan pada sebuah gunung, nescaya akan hancurlah gunung itu. Hanya pada hati orang beriman yang mampu menampung Zat Allah SWT.
Hanya Allah SWT yang mengetahui berapa banyak jumlah titisan air hujan yang jatuh ke muka bumi dan jumlah butir-butiran pasir di lautan. Hanya Dia yang mengetahui berat sebuah gunung, dan besarnya gunung itu tidak dapat menghalangi pandanganNya.
Sebijak mana pun manusia, samada seseorang itu cendikawan, professor atau ilmuwan, namun mereka hanya boleh meneliti apa yang nampak dari makhluk ciptaanNya. Mereka tidak lebih hanya bijak dari seorang petani yang buta huruf, namun ketika ditanya siapakah yang menciptakan dan mengatur tanah pertaniannya? Ia akan menjawap, "Allah SWT". Mereka yang katanya cendikiawan dan ilmuwan itu ternyata hanya mengenal makhluk semata-mata, tak pernah mengenal siapa yang menciptakan makhluk itu. Sebagaimana orang-orang kafir yang mempertuhankan sesuatu yang dapat dipegang, dilihat dan dibentuk.
Allah SWT berfirman, mahfumnya,
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah oleh mu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." [Qs al Hajj (22):73]
Seandainya seluruh manusia yang terpandai di dunia ini berkumpul untuk menciptakan sebutir beras sahaja, nescaya mereka semua tidak mampu melakukannya. Namun umat Islam hari ini masih bangga belajar dan mendapat gelaran dari ahlul batil (ini semua hanya keperluan dan bukan maksud hidup kita), percaya kepada teori Darwin, bahawa asal usul manusia berasal dari monyet atau kera. Padahal Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Quran bahawa nenek moyang manusia berasal dari syurga, makhluk yang gagah, Nabi Adam AS dan dari Ibu Hawa yang sangat cantik. Umat Islam saat ini lebih bangga memiliki seorang anak yang bergelar sarjana, professor, doktor, magistrate (macam citer P.Ramlee pulak!) daripada memiliki seorang anak soleh atau solehah, hafiz atau hafizah, alim atau alimah yang mana kelak akan mendoakan dan memberi syafaat untuk kedua orang tua dan keluarganya. (Allah SWT tidak melarang kita mencari dunia, tetapi jangan lupa akhirat kerana semua ini akan ditinggalkan, yang bernilai di sisi Allah SWT adalah Iman dan amal soleh).
Allah SWT menciptakan dan mengatur semua bintang-bintang dan planet-planet di langit berjalan diatas paksi masing-masing. Jika bumi ini keluar dari paksinya beberapa darjah sahaja, maka planet-planet di langit akan bertaburan. Allah SWT menciptakan matahari dan mengaturkan jaraknya dari bumi. Jika beberapa inci sahaja jarak bumi mendekati atau menjauhi matahari, maka bumi akan terbakar atau menjadi beku. Allah SWT menciptakan bulan, jika beberapa darjah sahaja ia keluar dari garisan peredarannya, maka air laut akan pasang atau akan surut tidak tentu hala sampai hari kiamat. Allah SWT mampu menerangi syurga tanpa matahari, kerana cahaya yang menerangi syurga berasal dari wajah-wajah para ahli syurga. Dan neraka itu gelap bukan kerana api neraka tidak menyala, tetapi kerana kegelapan wajah orang-orang yang diazab di dalamnya.
Alam semesta ini baru diketahui oleh manusia baru sekitar 4% pada langit pertama. Bagaimana dengan langit yang kedua sampai yang ketujuh, sedangkan jarak di antara langit itu adalah 500 tahun perjalanan. Orang-orang kafir sibuk membina roket atau space-craft dengan teknologi yang tinggi untuk mendarat ke bulan, tetapi orang -orang beriman hanya perlu belajar dengan Yang Menciptakan bulan. Orang-orang Islam takjub melihat hasil rekabentuk perindustrian orang-orang kafir, hanya dengan menekan suis sebuah pintu akan terbuka, sementara mereka tidak memperhatikan mulutnya yang secara otomatik terbuka ketika menyuapkan makanan, tanpa perlu menekan apa-apa suis. Mata akan selalu berkerdip bila ada habuk yang masuk atau bila melihat sinar cahaya yang menyilau, tanpa perlu perintah. Cuba kita bayangkan, apa akan terjadi bila mulut dan mata akan terbuka atau tertutup bila diprogramkan terlebih dahulu? Pasti haru-biru jadinya. Bagaimana dengan lidah manusia yang sama bentuknya, tetapi bahasa yang diucapkan berbeza-beza. Ini semua berlaku atas qudrat Allah SWT.
Jika manusia ingin membuat atau mencipta sesuatu yang hebat, seperti kereta, kapal terbang, roket atau sekali pun benda-benda yang tidak memerlukan teknologi canggih seperti batu-bata, atap genting dan sebagainya, maka manusia, memerlukan bantuan peralatan yang canggih seperti alat kimpalan, mesin-mesin robotik, komputer dan sebagainya, dan akan melibatkan ramai cendikiawan, karyawan, atau jurutera atau designer dan seumpamanya. TETAPI Allah SWT menciptakan makhlukNya dari sekecil-kecil ciptaanNya seperti virus, bakteria yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar sampailah ke makhluk sebesar-besarnya yang tak dapat diukur oleh alat ukur seperti seluruh sistem cakerawala di langit termasuk bulan, bintang, matahari, planet, lapisan langit, semuanya dicipta tanpa bantu peralatan pun, tanpa bantuan makhluk pun hatta tanpa bantuan "blueprint" pun. Itulah kebesaran Allah SWT. Misalnya telur ayam yang
berbentuk bulat lonjong. Makhluk didalamnya mula-mula mati (tidak bernyawa) dan akan keluar dari dalam telur walhal telur itu tiada berpintu. Bila keluar anak ayam itu berbulu, mempunyai cakar, paruh dan bersuara, padahal dulunya berbentuk bulat. Siapa yang memberikan makanan kepada anak ayam di dalam telur yang tiada berpintu itu, tiada satu lubang udara atau rekahan, dinding telur tertutup rapat?
"Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian Dialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling." [Qs al An'am (6):95]
Allah SWT mampu menciptakan sesuatu dengan asbab, tanpa asbab, bahkan bertentangan dengan asbab. Manusia dilahirkan ke dunia ini asbab pertemuan seorang ayah dan ibu, namun ayah dan ibu tidak mampu memberikan pendengaran, penglihatan, fikiran dan perasaan. Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS tanpa ayah dan ibu, Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam AS sendiri, dan Nabi Isa AS diciptakan tanpa seorang ayah, hal ini bertentangan dengan asbab.
Hanya Allah SWT sahaja yang mampu melakukannya.
SUMBER : Al-Hikmah @ Facebook
0 ulasan:
Catat Ulasan
Tq for the comment.. :-)